Risna Uli: Gigih dan Kerja Keras

Catatan minor Lidos

 

Ia kurus namun seorang pejuang, ulet dan percaya diri.

Pertama kali aku kenal Risna tidak ada yang spesial. Tubuhnya yang mungil dan kurus tidak memberi kesan padaku. Namun seiring perjalanan waktu dan proses membuatnya tangguh.

Risan Uli Siahaan yang akrab disapa Risna merupakan alumni Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (Unimed) angkatan 2012 yang kini sedang menempuh studi S-2 di UNJ kota Jakarta.

Tidak pernah sebelumnya aku menyangka bakal akrab dengan gadis kelahiran 11 Desember 1993 Berastagi ini. Perkenalan kami berawal dalam satu wadah organisasi pelayanan mahasiswa di Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan (UKMKP) Unimed. Ia sebagai anggota dan saya pemimpinnya. Kesempatan inilah bagi kami bersahabat dan saling mengisi.

Sekilas tentang Risna. Ia mahasiswa yang pekerja keras. Semua dikerjakannya. Disela-sela kesibukan kuliah, ia menekuni pencak silat. Bertahun-tahun ia sebagai atlet pencak silat kabupaten Tanah Karo. Berbagai medali telah ditorehkan. Disamping itu, ia harus cari uang untuk memenuhi kebutuhannya. Beruntung beasiswa didapatkannya (aku sudah lupa beasiswa dari pihak mana saat itu ia terima).

Tak tanggung, Risna mampu mengerjakan studi dengan baik tanpa meninggalkan kegiatan pendalaman alkitab (PA) yang ada di UKMKP. Selain itu ia juga rela sebagai pengurus organisasi tersebut. Ia pernah merasa tak mampu untuk mengerjakan semua itu. Namun berkat doanya kepada Tuhan Yesus, ia mampu mengemban tugas dengan baik.

Yang aku tau, Risna suka sibuk. Setelah selesai Studi, ia melatih, Pemimpin Kelompok Kecil (PKK)  di UKMKP dan mulai menggeluti bisnis. Aku pernah menyaksikan wajahnya yang lesu lantaran kelelahan. Tetapi ia tidak mundur demi sebuah impian. Mimpi untuk melanjutkan studi S-2 ke pulau Jawa.

Mimpinya tidak tinggal mimpi. Doa yang setiap hari ia panjatkan kepada Tuhan Yesus ternyata dikabulkan. Ia lolos S-2 ke UNJ sekalipun dikantong tidak cukup uang. Namun aku melihat ia yakin bahwa Tuhan akan menolongnya. Ini merupakan iman yang terasa pahit dan manisnya bukan hanya dimulut namun sampai kepada tindakan.

Salut. Ia berjuang demi masa depan. Dirinya bekerja keras. Di kota Jakarta, Risna mampu menaklukkan tantangan kota. Disana ia kuliah sambil bekerja. Mencari uang untuk kecukupan dananya setiap hari. Ketangguhannya melebihi badannya yang mungil. Mungkin ia berpikir, badan boleh mungil tetapi pikiran, daya juang dan ketekunan tidak boleh mungil.

Kini, aku bangga sebagai pemimpinya melihat ketangguhannya.

Selamat ulang tahun dek. Maaf ini ucapan yang terlambat. Ini catatan minor yang terburu-buru. Ini kutuliskan setelah selesai saat teduh. Tulisan ini secuil dari sejuta cerita hidupmu. Tetaplah semangat buat studimu. Pulanglah ke kota kita dengan sejuta cerita dan sebuah sukses untuk diceritakan kepada keluarga dan adek2 kampus.

Salam dari PKKmu, Lindung Silaban

 

Tinggalkan komentar